Rabu, 30 Januari 2013

Cerita "ANAK KERANG"

Pada suatu hari ....seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

Anakku, kata sang Ibu sambil bercucuran air mata, Tuhan tidak memberikan kita bangsa kerang sebuah tangan pun sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa pedih dan sakit yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat, kata Ibunya dengan sendu namun lembut.

Maka si anak kerang pun melakukan nasihat ibundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan bertahun-tahun. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara

mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Makin lama mutiaranya makin besar. Rasa sakit menjadi terasa wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada seribu ekor kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.

(Resonansi)

~~~

Sahabat, Kekecewaan dan penderitaan akan selalu ada dalam hidup kita. Seakan-akan Tuhan selalu mengambil kebahagiaan yang ada pada kita. Tidak...tidak seperti itu. Kita hanya harus bersabar terhadap segala sesuatu yang menimpa kita dan menanti ketetapan Tuhan. Dan semuanya akan berakhir dengan indah.Karena segala sesuatu yang baik akan selalu mengarah pada kebaikan.Kekecewaan dan penderitaan telah membuat seekor kerang biasa menjadi kerang luar biasa.Kekecewaan dan penderitaan pun akan dapat mengubah orang biasa menjadi orang luar biasa.

Terimakasih telah membaca cerita ini.. semoga bermanfaat...

Salam Motivasi...!

Engkau yang malam ini hatinya sedang bersedih

"Engkau yang malam ini hatinya sedang bersedih, dengarkanlah ini …

Sudahlah, berhentilah hidup dalam perasaan sebagai korban.

Engkau tak akan melihat keindahan melalui hati yang galau, dan engkau tak akan mendengar kemerduan melalui pikiran yang kalut.

Serahkanlah kesedihanmu kepada Tuhan, lakukanlah yang bisa kau lakukan, agar Tuhan melakukan yang tak bisa kau lakukan.

Sejenak setelah engkau menegaskan dirimu untuk memilih kebahagiaan, rasa cerah dan ringan dari kebahagiaan akan mulai berkembang di dadamu.

Cobalah, sekarang, dan rasakanlah bahwa kebahagiaanmu adalah masalah keputusanmu.

Putuskanlah untuk berbahagia.

Sesungguhnya lebih banyak alasan bagimu untuk bersyukur daripada bersedih.

Putuskanlah untuk berbahagia, karena itu adalah bentuk kesyukuran yang paling mendekatkanmu kepada kebahagiaan.

Semoga Tuhan menyembuhkan luka-luka hatimu, menguatkan jiwamu, memudahkan langkahmu, membesarkan rezekimu, dan mengindahkan kehidupan cintamu.

Aamiin"